Mendapatkan anak kembar adalah impian semua pasangan suami istri di dunia ini. Alasan yang menjadikan anak kembar banyak di tunggu pasangan-pasangan di dunia ini adalah anak kembar yang lahir akan terlihat lebih lucu dan imut, sang ibu yang hanya perlu melahirkan satu kali untuk mendapatkan dua anak bahkan lebih. Sang ayah dan ibu juga akan lebih bahagia saat melihat kedua buah hati bisa tumbuh dan berkembang secara bersamaan serta bisa memberikan nama yang hampir mirip pula.
Kabar baiknya, kesempatan untuk bisa hamil kembar sudah sangat terbuka lebar saat ini. Centers for Disease Control and Prevention yang berada di Amerika Serikat menyatakan bahwa kemungkinan untuk hamil kembar sudah meningkat selama 40 tahun terakhir.
Nah, untuk calon ayah dan ibu yang ingin memiliki buah hati kembar tidak perlu khawatir lagi. Ternyata saat ini sudah banyak faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan untuk memiliki anak kembar. Mau tahu faktor apa saja yang berkaitan dengan keberhasilan program bayi kembar? Berikut ini ada beberapa penjelasannya.
1. Tinggi dan berat badan si ibu
Faktor penentu keberhasilan mengandung bayi kembar yang pertama adalah kondisi fisik sang ibu, lebih jelasnya tinggi dan berat badan.
Perempuan yang memiliki tinggi badan lebih dari 164,8 sentimeter memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan bayi kembar. Alasan pastinya masih belum di ketahui. Namun, menurut para ahli, ini bisa terjadi karena perempuan yang badannya tinggi memiliki nutrisi yang baik dan berlimpah.
Dan dari sisi berat badan, perempuan yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas akan memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan anak kembar pada kehamilannya. Hal ini di sebabkan oleh jumlah lemak berlebih yang ada dalam tubuh perempuan tersebut, lemak berlebih itu dapat meningkatkan jumlah hormon estrogen. Hormon inilah yang mempengaruhi ovulasi sel telur pada perempuan.
2. Usia sang ibu saat hamil
Dikutip dari laman kesehatan, kemungkinan untuk memiliki anak kembar akan naik saat usia sang calon ibu memasuki usia 30 tahunan, lebih tepatnya di antara usia 35-39 tahun. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan anggapan orang-orang yang mengira bahwa waktu yang paling baik untuk seorang ibu hamil adalah usia 25-30-an.
Penjelasannya adalah, ternyata perempuan yang berusia 30-an akan memiliki sistem reproduksi yang lebih matang dan dapat memproduksi sel telur dalam jumlah yang lebih banyak. Jadi lebih besar kemungkinannya untuk sel sperma berhasil membuahi lebih dari satu sel telur sehingga tingkat keberhasilan mengandung anak kembar lebih besar pula.